Minggu, 20 Desember 2009

Solusi Disebabkan Ketidakpuasan di Tempat Kerja

Sebagian di antara kita pernah mengalami ketidakpuasan dalam pekerjaan yang sedang kita tekuni. Ketidakpuasan ini tidak jarang membuat kita berfikir untuk meninggalkan pekerjaan sekarang dan mencari pekerjaan baru. Tetapi ini sering tidak mudah dilakukan, karena adanya berbagai pertimbangan.Pindah pekerjaan memang merupakan sebuah solusi, tetapi bukan satu-satunya solusi. Jika memang memutuskan untuk tetap bekerja di tempat yang sekarang, maka harus ditemukan cara agar kita dapat kembali termotivasi untuk menikmati pekerjaan kita.Apapun alasannya, rasa ketidakpuasan ini tidak boleh dibiarkan berkepanjangan, karena akan membuat pekerjaan yang kita lakukan tidak optimal dan dalam jangka panjang dapat mengancam karier bahkan mungkin kehidupan pribadi kita.

Untuk mengatasi rasa ketidakpuasan ini, sebaiknya kita harus memahami penyebabnya. Bukankah penyebab ketidakpuasan terhadap pekerjaan berbeda-beda untuk setiap orang? Dengan sendirinya, solusinya pun juga berbeda-beda?

Coba kita telusuri penyebabnya dan kita bahas solusi yang mungkin dapat ditempuh:

1. Tidak Ada Kesempatan Untuk Berkembang

Bisa saja Anda merasa ‘mentok' dan tidak bisa berkembang lagi di lingkungan kerja Anda yang sekarang. Perasaan ini biasanya disebabkan oleh kesempatan untuk promosi yang kurang. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakpuasan yang disebabkan faktor ini diantaranya menelusuri adanya peluang untuk melakukan perpindahan lateral (lateral moving) atau meminta tugas yang lebih memberikan tantangan.

Kedua hal ini memungkinkan kita untuk terbiasa menghadapi situasi sulit dalam sebuah pekerjaan serta dapat mempelajari hal-hal baru yang akan bermanfaat bagi pengembangan karier di masa yang akan datang. Misalnya, meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan promosi jabatan.

2. Tidak Ada Penghargaan Yang Cukup Memadai

Padahal kita merasa telah bekerja dengan maksimal. Untuk masalah ini kita perlu meminta feedback dari pihak lain, terutama atasan kita. Tanyakan apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan pekerjaan kita.

Karena, apa yang kita anggap sempurna barangkali masih dianggap belum baik oleh orang lain. Atau mintalah kompensasi dan fasilitas yang lebih bila sumber ketidakpuasan tersebut adalah faktor kompensasi finansial, meskipun hal ini belum tentu disetujui. Selain itu, kita juga perlu mempertimbangkan kondisi perusahaan.

3. Pekerjaan Yang Terlalu Berat Dan Berlebihan

Bicarakanlah masalah ini dengan atasan, dan jangan lupa tawarkan solusi untuk mengatasi masalah ini, tapi tetap dengan mempertimbangkan kondisi organisasi. Dukunglah dengan data-data yang meyakinkan. Tunjukkanlah keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan beban kerja yang tidak terlalu berat, tentu saja tanpa mengabaikan unsur-unsur tantangan yang membuat pekerjaan yang kita lakukan menjadi semakin menarik.

4. Tidak Nyaman

Ketidaknyamanan dalam bekerja balk dengan atasan, rekan kerja, ataupun pelanggan. Dalam hal ini, pastikan faktor ketidaknyamanan berasal dari luar diri kita dan bukan berasal dari diri kita sendiri, misalnya sikap kita yang sebenarnya tidak tepat dalam menghadapi orang lain.

Bila ini yang terjadi, meminta untuk dipindahkan ke tempat yang dapat membuat kita merasa lebih nyaman dapat dipertimbangkan. Tetapi bila memang faktor ketidaknyamanan ini berasal dari diri kita sendiri, maka tidak ada jalan lain kecuali memperbaiki sikap kita yang kurang baik.

5. Tidak Cocok Dengan Atasan

Kemungkinan ini yang kerap muncul sebagai alasan seseorang berniat pindah kerja. Hal ini bisa saja terjadi karena atasan yang gagal memberikan arahan yang diperlukan, melibatkan bawahan dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan, menghargai kontribusi bawahannya, dan membantu membangun bakat clan kemampuan para karyawannya. Diskusikanlah masalah ini dengan atasan Anda.

6. Tidak Pernah Menyukai Pekerjaan Sekarang

Banyak orang yang merasa melakukan kesalahan dalam memilih karier atau pekerjaan yang ditekuni saat ini. Buatlah perencanaan kembali tentang karier yang ingin kita jalani. Ambillah hal positif dari kesalahan ini. Kita menjadi lebih memahami jenis pekerjaan yang kita anggap salah ini. Sekali lagi, ini akan memberikan manfaat bagi pengembangan karier kita di masa depan.

Dan solusi yang tersedia adalah mendapat jenis pekerjaan yang sesuai, mungkin di tempat kerja pada saat ini maupun di ternpat yang lain.


sumber:dari berbagai sumber

Ketidakpuasan Kerja Mempengaruhi Komitmen Karyawan

Faktor ketidakpuasan kerja karyawan dapat disebabkan kompensasi yang tidak sesuai dengan harapan karyawan. Disamping itu adanya ketidakpuasan karyawan terhadap kompensasi yang diterima dapat menimbulkan perilaku negatif karyawan terhadap organisasi, yaitu menurunnya komitmen karyawan terhadap organisasi.
Kondisi ini menuntut suatu organisasi untuk mengembangkan performanya, dan hal itu harus didukung pula oleh karyawan yang profesional dan memiliki loyalitas serta dedikasi yang tinggi. Untuk mencapai hal tersebut, maka pemberian kompensasi yang memuaskan dapat mengurangi timbulnya turnover dan absenteeisme. Dengan meningkatkan komitmen karyawan pada organisasi dan melibatkan karyawan dalam kegiatan organisasi, maka hal ini akan dapat mengurangi adanya turnover dan absenteeisme.
Efek lain dari ketidakpuasan karyawan terhadap kompensasi adalah dampak psikologis yang dialami oleh karyawan yang ingin pindah dari organisasi. Keinginan tersebut tentunya tidak mudah untuk diwujudkan mengingat berbagai kondisi yang tidak atau kurang memungkinkan bagi karyawan untuk pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain, misalnya kondisi persaingan di pasar tenaga kerja yang semakin ketat, birokrasi serta aturan internal yang ada di dalam perusahaan itu sendiri. Akhirnya bentuk ketidakmampuan mereka untuk keluar tersebut diwujudkan dengan tidak peduli terhadap pekerjaan mereka serta tidak merasa bertanggung jawab terhadap kemajuan organisasi atau dengan kata lain, mempunyai komitmen yang rendah terhadap organisasi.
Hal ini tentu saja membawa dampak yang sangat tidak menguntungkan bagi perusahaan karena karyawan yang mempunyai komitmen yang rendah akan menghasilkan prestasi kerja dan produktivitas yang rendah pula. Kondisi karyawan yang seperti ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena dengan komitmen yang rendah, karyawan tidak bisa mencurahkan seluruh jiwa, perasaan dan waktu mereka untuk kemajuan organisasi yang pada akhirnya akan menyebabkan organisasi kehilangan daya saingnya.
Oleh karena itu sikap karyawan atas kepuasan kerja dan komitmen pada organisasi telah menjadi kepentingan yang mendesak bagi ahli-ahli psikologis industri dan manajemen sumber daya manusia karena hal itu membawa dampak bagi perilaku karyawan pada organisasi.

Lingkungan Kerja yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Turner dan kawan-kawan (2002) menyatakan bahwa lingkungan kerja dapat dirubah berdasarkan kebutuhan supaya pekerja dapat merasakan kepuasan dan bahkan dukungan di dalam melakukan pekerjaan mereka. Analisa ini didasari oleh tiga poin utama:

Work redesign

Turner dan kawan-kawan (2002) percaya bahwa ketika variasi kemampuan, identitas tugas, dan tingkat kesulitan tugas terstruktur untuk memberikan lingkungan kerja yang sehat, maka ada tiga keadaan psikologis yang dipupuk: proses kerja terasa lebih bermakna, adanya rasa tanggungjawab terhadap hasil kerja, dan munculnya pengetahuan baru mengenai proses mencapai hasil. Ada beberapa asumsi mengapa mendesain ulang kerja sangat berguna. Pertama, kontrol kerja dan umpan balik yang memadai dan mendukung sangat penting untuk meningkatkan kepuasan kerja. Kedua, kepuasan kerja juga ditentukan oleh jelasnya jalur komunikasi. Artinya, ada kejelasan kepada siapa karyawan harus melapor ketika menemukan kesulitan. Ketiga, lingkungan kerja yang mendukung kepuasan kerja harus mempertimbangkan beban kerja yang manusiawi karena jika karyawan dibebani dengan beban tugas yang berlebihan, maka karyawan tersebut akan mengalami deteriorasi fisik dan mempunyai suasana hati yang buruk.

Teams and work groups

Pengaruh positif dari kerja kelompok telah dibuktikan di dalam riset dan dalam lingkungan kerja yang sebenarnya. Salah satu keuntungan dari kerja kelompok adalah bahwa kelompok dapat memberikan networking dan pertemanan. Selain itu, kelompok dapat dijadikan tempat untuk mencari bantuan ketika mengalami kesulitan di dalam pekerjaannya dan sumber informasi. Hampir setiap anggota kelompok merasakan keuntungan ketika telah tercipta rasa kesatuan diantara anggota.

Transformational leadership

Transformational leadership (kepemimpinan transformasional) merupakan gaya kepemimpinan dimana supervisor, manager dan karyawan lain saling membantu di dalam menciptakan suasana kerja yang mempunyai visi atau misi untuk mengedepankan organisasi. Riset mampu menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional ini mampu meningkatkan kepuasan kerja, meningkatkan persepsi positif karyawan terhadap pimpinan dan meningkatkan loyalitas karyawan kepada organisasi.

Pada umumnya, orang akan lebih puas dengan pekerjaan yang tidak menimbulkan stres kerja yang berarti, dimana pekerjaan tersebut memungkinkannya untuk mengalami tantangan, kesempatan untuk belajar skil baru dan mempunyai kebebasan untuk mencari solusi terhadap suatu permasalahan. Dengan kata lain, bagi banyak orang saat ini, gaji tinggi bukan lagi menjadi alasan utama untuk menerima pekerjaan karena saat ini banyak orang lebih mempertimbangkan kenyamanan dan kepuasan di dalam bekerja.